Seimbang,,
Tentang kebahagiaan yang seharusnya..
Yang terlupakan dan yang terabaikan oleh rasa yang justru membelakangi jiwa
Sudah harus usai..
Sudah cukup semua ini
Jangan berkamuflase lagi
Sudahi atau tak akan pernah terlepas
Terikat dalam sebuah daging yang membalut tulang putih
Dalam titik-titik kehampaannya..
Terbuka atas apa yang terbicarakan
Karang telah ubahnya menjadi pasir..
Sadar akan damai yang terendap, yang kuendapkan selama ini ..
Dan kini semua pasti akan kembali..
Desember 2012
Tria Oktarianty
Rabu, 12 Desember 2012
Selasa, 04 Desember 2012
Renungan mati
Dalam renungan matiku
Ada titik titik kehampaan yang membias ke arahmu..
Membawa aku rapuh jauh darimu..
Tapi taukah kamu jika ternyata renungan matiku adalah kehendakku..
Bukanlah madu yang tercipta tuk terhisap oleh sang lebah
Bukan juga ratu yang terhibahkan untuk sang raja..
Bukan aku di dalamnya..
Dan akan terbuka
Akan jalan tentang bahagia
Akan jalan terang tentang yang tersisa karenanya
Ku rapihkan..
Hingga tak berbekas jika ternyata sang raja pernah menginjakkan kakinya..
Hingga terlupa..
Di satu titik kehampaan.
Tria Oktarianty
Ada titik titik kehampaan yang membias ke arahmu..
Membawa aku rapuh jauh darimu..
Tapi taukah kamu jika ternyata renungan matiku adalah kehendakku..
Bukanlah madu yang tercipta tuk terhisap oleh sang lebah
Bukan juga ratu yang terhibahkan untuk sang raja..
Bukan aku di dalamnya..
Dan akan terbuka
Akan jalan tentang bahagia
Akan jalan terang tentang yang tersisa karenanya
Ku rapihkan..
Hingga tak berbekas jika ternyata sang raja pernah menginjakkan kakinya..
Hingga terlupa..
Di satu titik kehampaan.
Tria Oktarianty
Kamis, 01 November 2012
Milikku
Berpijak,
Bernafas,
Terhenti,
Mendalami mimpi pada sebuah ilusi,
Yang hening.. Yang pernah sengaja tercipta
Karena untuk mendalami peran..
Berlakon bak seorang peri yang membaur bersama goresan alam
Membiarkan tubuh ini terjatuh pada hamparan dedaunan yang tercinta
Yang amat kucinta..
Membagi,
Aku ingin terbagi dalam sebuah mimpi..
Merajut tentang apa yang telah usang yang telah tertinggalkan..
Hanya untuk aku..
Karena hanya milikku...
HIngga kini tak terbiarkan semua terenggut
Itu milikku, biarkan terpendam dalam kapsul waktu
Sekalipun tak kuasa mengantarkan pada waktu yang seharusnya..
Hingga biarkan semua itu lagi-lagi menjadi usang
Menjadi tak terawat..
Menjadi kotor..
Tapi tak terbiarkan tersingkirkan..
Karena semua itu milikku..
Hanya milikku..
~Dalam remangnya cahaya~
Tria.
Bernafas,
Terhenti,
Mendalami mimpi pada sebuah ilusi,
Yang hening.. Yang pernah sengaja tercipta
Karena untuk mendalami peran..
Berlakon bak seorang peri yang membaur bersama goresan alam
Membiarkan tubuh ini terjatuh pada hamparan dedaunan yang tercinta
Yang amat kucinta..
Membagi,
Aku ingin terbagi dalam sebuah mimpi..
Merajut tentang apa yang telah usang yang telah tertinggalkan..
Hanya untuk aku..
Karena hanya milikku...
HIngga kini tak terbiarkan semua terenggut
Itu milikku, biarkan terpendam dalam kapsul waktu
Sekalipun tak kuasa mengantarkan pada waktu yang seharusnya..
Hingga biarkan semua itu lagi-lagi menjadi usang
Menjadi tak terawat..
Menjadi kotor..
Tapi tak terbiarkan tersingkirkan..
Karena semua itu milikku..
Hanya milikku..
~Dalam remangnya cahaya~
Tria.
Senin, 15 Oktober 2012
Cermin dan tercermin..
Tentang cahaya yang kuamini untuk tetap terpantul membias ke arah jendela
Tentang harapan yang selalu menyertainya..
Tentang kata yang selalu terungkapkan jujur tentang apa yang terekam oleh indah matanya..
Aku merasa jika aku tak hanya harus terduduk di depan cermin ini
Menghias diriku, menunggu harapan yang katanya akan muncul bersama goresan wajah dalam cermin..
Menanti jawaban fiktif jika aku memang benar permata yang berbinar itu..
Mana cerminku, yang seharusnya mampu berkata jujur..
Berkata tentang apa yang memang patut diakui..
Tentang apa yang seharusnya..
Hei, seluruh jiwa yang bernafas memang mengambil peran dalam kehidupan
Meski tak harus berpura-pura..
Demi matiku yang entah kapan akan menyertaiku..
Aku hanya ingin hidupku menjadi cermin tentang batuan yang telah kupahat menjadi berlian..
Jika pun tak mampu, aku hanya ingin tetap tercermin sebagaimana wajahku..
Bukan wajah setiap orang..
Tria Oktarianty
Tentang harapan yang selalu menyertainya..
Tentang kata yang selalu terungkapkan jujur tentang apa yang terekam oleh indah matanya..
Aku merasa jika aku tak hanya harus terduduk di depan cermin ini
Menghias diriku, menunggu harapan yang katanya akan muncul bersama goresan wajah dalam cermin..
Menanti jawaban fiktif jika aku memang benar permata yang berbinar itu..
Mana cerminku, yang seharusnya mampu berkata jujur..
Berkata tentang apa yang memang patut diakui..
Tentang apa yang seharusnya..
Hei, seluruh jiwa yang bernafas memang mengambil peran dalam kehidupan
Meski tak harus berpura-pura..
Demi matiku yang entah kapan akan menyertaiku..
Aku hanya ingin hidupku menjadi cermin tentang batuan yang telah kupahat menjadi berlian..
Jika pun tak mampu, aku hanya ingin tetap tercermin sebagaimana wajahku..
Bukan wajah setiap orang..
Tria Oktarianty
Rabu, 12 September 2012
Kosong
Pada senjaku, aku kembali mengerti tentang kata yang terulang dalam ketiadaan
Dalam tatapan kehampaan yang menghempaskan jejak ku yang tertinggal disana..
Benar-benar hilang,,
Bahkan hujan pun yang kukira lebih mampu tuk hapus segalanya pun hanya bisa terdiam
Tak tega hilangkan apa yang pernah berdiri bersampingan bersama rintiknya..
Ketika hati slalu habiskan hari bersama butir-butir kesejukannya..
Dan ketika ini, raga telah mampu jadi saksi ..
Bersama apa yang pernah diingatnya..
Tentang gaun yang terlukis diatas tubuhnya.. Yang sengaja terlukiskan olehnya..
Karena raga itu ratu bagi nya..
Meskipun fiktif.. Meskipun hanya sebuah klise dari apa yang tak pernah menjadi pagi..
Hanya malam.. hanya pada malam..
Terangkat jejak yang semula sengaja untuk tertinggalkan
Sang pagi yang mengajak ku berbicara
Akan raga yang kian mencari dalam gelapnya kabut tanpa matahari..
Meyakinkan angan akan sebuah cahaya yang mungkin masih tertinggal disana..
Yang ku tahu.. Sudah kosong..
Sudah tak terisi lagi..
Minggu, 09 September 2012
Di sisi dunia
Seperti cerita ,
Persis ketika jiwa yang mengalun dalam irama yang dibuat oleh samudera
Dengan gitar emasnya, dengan melodi yang tak terangkum indahnya,
Tentang apa yang pernah mereka hiasi dengan keelokannya..
Disini kita tak lagi bicara tentang seberapa besar ombak akan menggulung,
Aku hanya ingin berkata tentang seberapa jauh aku pernah titipkan senyum pada samudera..
Aku tak tahu kapan aku datang dan terhenti di surga ini..
Berada di belahan dunia
Tanpa terhimpit, justru lepas..
Tak ada suara lagi yang kudengar selain mereka yang berkicau
Mereka yang beriringan, berlomba untuk mencapai titik terdepan..
Dan mereka yang mencoba lebih dahulu menghampiri tempatku berdiri..
Hingga mereka meminta ku untuk tetap bermain..
Untuk tetap berada bersama apa yang mereka telah iringi diatas tarian ku..
Dan untuk tetap menunjukan sinar yang ditunggu oleh suatu jiwa..
Yah,,aku yang rasa..
Sisi dunia ini tak berujung dan tak seharusnya pernah berujung..
Minggu, 02 September 2012
Di bawah dermaga..
Dan aku telah tahu dimana sang cahaya harus kusimpan di tengah senjaMu..
Kusimpan cahaya dalam lipatan kertas yanng telah menyatu dalam arus yang mengalir di bawah dermaga itu..
Biar tak ada suara karena derap langkah kepergiannya ..
Biar tak berjejak ..
Jumat, 24 Agustus 2012
Untuk sekedar terbiaskan
Membias ..
Terang..
Persis seperti apa yang terindukan dalam gelap selama ini..
Terbiarkan pasrah untuk terperangkap pada cahaya..
Meski tak utuh..
Meski tak mampu abadi..
Tapi biarkan hangat untuk sekejap
Sampai semua kembali berubah warna..
Telah semestinya teduh..
Tentang sebuah jalan.. dimana aku tak lagi disana..
Telah dingin dan harus kutinggalkan gelap itu..
Aku ingin lagi temui matahari sekalipun pernah aku bersembunyi di balik tempat ini..
Berharap ku jumpa teduh dalam balik rindangnya hutan yang menghujan..
Membawaku ke suatu arah
Dimana matahari dapat ku temukan dengan indah..
Ketika matahari yang justru merindukan ku..
Senin, 13 Agustus 2012
Telah terbayar
Jemari kubiarkan tenggelam dalam iringan bait demi bait..
Ketika mereka bercerita padaku akan rindunya pada cerita..
Hingga tiba saatnya kubiarkan mereka berirama..
Fikirku seolah menyoraki apa yang mereka kerjakan demi sebuah senyum..
Kubiarkan khayal yang menggemuruh dalam butiran diamku..
Kubiarkan lautan kata membanjiri apa yang ada dihadapku..
Tentang mereka..
Tentang semua yang mencintai..
Membuka baris dengan apa yang tak pernah sebelumnya terfikir..
Namun tetap mengalun..
Semakin indah ..
Tanpa harus ada kata yang kuanggap asing..
Begitu dekat, begitu mendekap naluri..
Ketika bait semakin jauh..
Hingga tlah temukan akhir pada baris yang kucipta..
Sekalipun waktu yang kubiarkan jadi saksi atas apa yang tercipta karena jemariku berkata
semua belum terselesaikan....
~ Dalam bulan suci yang penuh rahmat.
Ketika mereka bercerita padaku akan rindunya pada cerita..
Hingga tiba saatnya kubiarkan mereka berirama..
Fikirku seolah menyoraki apa yang mereka kerjakan demi sebuah senyum..
Kubiarkan khayal yang menggemuruh dalam butiran diamku..
Kubiarkan lautan kata membanjiri apa yang ada dihadapku..
Tentang mereka..
Tentang semua yang mencintai..
Membuka baris dengan apa yang tak pernah sebelumnya terfikir..
Namun tetap mengalun..
Semakin indah ..
Tanpa harus ada kata yang kuanggap asing..
Begitu dekat, begitu mendekap naluri..
Ketika bait semakin jauh..
Hingga tlah temukan akhir pada baris yang kucipta..
Sekalipun waktu yang kubiarkan jadi saksi atas apa yang tercipta karena jemariku berkata
semua belum terselesaikan....
~ Dalam bulan suci yang penuh rahmat.
Kamis, 26 Juli 2012
Menerka
Seiring nada pernah memanggil tuk bahagia
Seiring jiwa pernah terpanggil tuk mencintai kata
Seiring langkah pernah terpijak dalam ketulusan
Seiring desah jiwa yang tak pernah terdustai, sepahit apapun nyata..
Mahligai jiwa kian terpatri dalam hati
Tertangkap dalam roh ku yang justru membias dalam hati..
Seketika musim berhenti..
Tapi derap jejak tetap akan terpijak
Akan tetap tersimpan di kedalaman hati
Di kejauhan yang tak pernah terjangkau olehku..
Dan ketika malam ini ku hempaskan jemariku pada tuts yang mengiringi sepi..
Yang mampu kujangkau oleh logika..
Biarkan semua terbayar dengan nada yang kucipta
Perlahan.. mengalun,,
Dan aku tetap terpesona ..
Hingga saat semua tak akan pernah kembali ..
Seiring jiwa pernah terpanggil tuk mencintai kata
Seiring langkah pernah terpijak dalam ketulusan
Seiring desah jiwa yang tak pernah terdustai, sepahit apapun nyata..
Mahligai jiwa kian terpatri dalam hati
Tertangkap dalam roh ku yang justru membias dalam hati..
Seketika musim berhenti..
Tapi derap jejak tetap akan terpijak
Akan tetap tersimpan di kedalaman hati
Di kejauhan yang tak pernah terjangkau olehku..
Dan ketika malam ini ku hempaskan jemariku pada tuts yang mengiringi sepi..
Yang mampu kujangkau oleh logika..
Biarkan semua terbayar dengan nada yang kucipta
Perlahan.. mengalun,,
Dan aku tetap terpesona ..
Hingga saat semua tak akan pernah kembali ..
Selasa, 24 Juli 2012
Cipanas, Jawa Barat
Tempat ini adalah tempat yang kutahu
Jika aku pernah bermain ditengah sakitku
Mengingat mereka yang penuh dengan canda lepas
Tanpa mereka harus tahu tentang aku
Mereka hanya ingin aku ikut dalam senyumannya
Dari atas lantai dua
aku menikmati mereka yang lagi-lagi ingin menghiburku
Bagi mereka, hidup bukan hanya untuk mati..
Berjalan,,
Tunjukan beberapa warna yang tercipta pada bunga
Nan indah, tapi entah kenapa aku jutru baru melihatnnya..
Tempaat ini melewati musim dimanaku pernah berdiri ditepian untuk terus berkeringat demi sebuah senyum..
Mereka berkata,
"Kamu tak perlu lupakan itu, Tapi berdirilah tuk kenang semua itu bersamaku, dengan suka cita"
Tulus, begitu indah..
~ Maret, 2010.
Jika aku pernah bermain ditengah sakitku
Mengingat mereka yang penuh dengan canda lepas
Tanpa mereka harus tahu tentang aku
Mereka hanya ingin aku ikut dalam senyumannya
Dari atas lantai dua
aku menikmati mereka yang lagi-lagi ingin menghiburku
Bagi mereka, hidup bukan hanya untuk mati..
Berjalan,,
Tunjukan beberapa warna yang tercipta pada bunga
Nan indah, tapi entah kenapa aku jutru baru melihatnnya..
Tempaat ini melewati musim dimanaku pernah berdiri ditepian untuk terus berkeringat demi sebuah senyum..
Mereka berkata,
"Kamu tak perlu lupakan itu, Tapi berdirilah tuk kenang semua itu bersamaku, dengan suka cita"
Tulus, begitu indah..
~ Maret, 2010.
Senin, 23 Juli 2012
Terbiarkan sama
Jauh menatap, memandang, sekalipun sempat kosong dalam
bayangan..
Mengukir, lagi-lagi sebuah pena yang kuambil dari sakuku..
Goreskan apa yang terindukan..
Karena lagi-lagi hanya kata..
Terenyuh.. hampir hilang, meski tlah lama terbiarkan padam..
Lengkap, dengan rasa yang terpicikan tinta hitam yang kutumpahkan..
Lalu apa yang harus kuartikan tentang waktu..
Tentang angin yang pernah menghembus ke arahku..
Tentang gedung yang pernah cemoohkan aku ditengah laut..
Yang justru adalah sahabatku..
Dan pijar dalam gelap yang tak lagi ditunggu..
Kubiarkan menjadi sama..
Kubiarkan tetap pada indahnya..
Tak lagi ingin kupetik untuk kusimpan dalam mimpi..
Hingga kubiarkan setiap mata menikmatinya..
Minggu, 22 Juli 2012
Permainan
Kurasa aku pernah bercanda dengan alam
Yang kudengar memang mereka memangilku dengan begitu ramah
Bermain tanpa ingat tentang waktu
Yang berkali juga memanggilku untuk kembali pulang
Tapi aku begitu riang,,
Tapi ternyata aku tetap harus pulang,,
Sekarang pun kudengar ia kembali memanggilku
Dalam suasana yang ia hadirkan untukku,
Meski aku harus memulai dari langkah awal
Meski aku pun sudah hampir lupa tentang cara bermain
Meski aku pun telah hampir buta tentang arah permainan..
Akuu slalu jujur ketika aku tak mengerti tentang cara bermain
Terserah mau menertawakan atau justru mengajarkan
Tapi aku tak pernah menangis ketika aku ternyata kalah ..
Dari sana kutahu ada indah di malam hari
Dari sana kutahu ada cerah di siang hari
Ku tahu pun dari sana, ada senja temani ku sebelum gelap datang padaku..
Ya.. kunikmati perjalanan malam hari
Justru ketika orang takut berjalan diatas gelap
Ya.. kunikmati perjalanan siang hari
Justru ketika ketika tak satupun sanggup menatap matahari..
Aku begitu indah ketika itu.. ketika itu.. mungkin ketika itu..
Berkeringat, kurasakan gelap pada sebagian penglihatan mataku
Mungkin karena aku terlalu yakin, aku mampu menatap matahari..
Hampir saja ambruk..
Tapi dunia begitu indah sehingga tak biarkan apa yang mencintai mereka terjatuh karena tak kuasa..
Meyakinkanku..
Ini tetap matahariku.. ini tetap malamku.. ini tetap hariku dan ini tetap duniaku..
Yang kudengar memang mereka memangilku dengan begitu ramah
Bermain tanpa ingat tentang waktu
Yang berkali juga memanggilku untuk kembali pulang
Tapi aku begitu riang,,
Tapi ternyata aku tetap harus pulang,,
Sekarang pun kudengar ia kembali memanggilku
Dalam suasana yang ia hadirkan untukku,
Meski aku harus memulai dari langkah awal
Meski aku pun sudah hampir lupa tentang cara bermain
Meski aku pun telah hampir buta tentang arah permainan..
Akuu slalu jujur ketika aku tak mengerti tentang cara bermain
Terserah mau menertawakan atau justru mengajarkan
Tapi aku tak pernah menangis ketika aku ternyata kalah ..
Dari sana kutahu ada indah di malam hari
Dari sana kutahu ada cerah di siang hari
Ku tahu pun dari sana, ada senja temani ku sebelum gelap datang padaku..
Ya.. kunikmati perjalanan malam hari
Justru ketika orang takut berjalan diatas gelap
Ya.. kunikmati perjalanan siang hari
Justru ketika ketika tak satupun sanggup menatap matahari..
Aku begitu indah ketika itu.. ketika itu.. mungkin ketika itu..
Berkeringat, kurasakan gelap pada sebagian penglihatan mataku
Mungkin karena aku terlalu yakin, aku mampu menatap matahari..
Hampir saja ambruk..
Tapi dunia begitu indah sehingga tak biarkan apa yang mencintai mereka terjatuh karena tak kuasa..
Meyakinkanku..
Ini tetap matahariku.. ini tetap malamku.. ini tetap hariku dan ini tetap duniaku..
Rabu, 11 Juli 2012
Rapuh
Belum sempat ku membagi kebahagiaanku
Belum sempat ku membuat dia tersenyum
Haruskah ku kehilangan ’tuk kesekian kali
Tuhan kumohon jangan lakukan itu
Reff :
Sebab ku sayang dia
Sebab ku kasihi dia
Sebab ku tak rela
Tak s’lalu bersama
Ku rapuh tanpa dia
Seperti kehilangan harap
Jikalau memang harus ku alami duka
Kuatkan hati ini menerimanya
~Agnes Monica~
Belum sempat ku membuat dia tersenyum
Haruskah ku kehilangan ’tuk kesekian kali
Tuhan kumohon jangan lakukan itu
Reff :
Sebab ku sayang dia
Sebab ku kasihi dia
Sebab ku tak rela
Tak s’lalu bersama
Ku rapuh tanpa dia
Seperti kehilangan harap
Jikalau memang harus ku alami duka
Kuatkan hati ini menerimanya
~Agnes Monica~
Tak menjadi hangat
Pagi ini, setelah malam yang kau tinggalkan
Tentang amarah,, tentang ego yang terbiarkan menjadi penguasa
Tentang waktu yang tak lagi tersadari
Jika semua itu pernah terlalui bersama cinta..
Pagi ini, disela tubuhku yang justru mengigil kedinginan
Yang kau ciptakan justru air terjun yang tak pernah menjadi hangat
Tentang rindu yang tak lagi ada
Tentang rasa yang tlah terlupa..
Dan tentang aku yang tak mengerti..
Dan tentang semua yang coba tertutup dari telinga..
Serta semua yang coba tuk tak terlihat..
Tentang amarah,, tentang ego yang terbiarkan menjadi penguasa
Tentang waktu yang tak lagi tersadari
Jika semua itu pernah terlalui bersama cinta..
Pagi ini, disela tubuhku yang justru mengigil kedinginan
Yang kau ciptakan justru air terjun yang tak pernah menjadi hangat
Tentang rindu yang tak lagi ada
Tentang rasa yang tlah terlupa..
Dan tentang aku yang tak mengerti..
Dan tentang semua yang coba tertutup dari telinga..
Serta semua yang coba tuk tak terlihat..
Senin, 02 Juli 2012
Aku..
Adalah aku,,
Ketika aku yang inginkan kembali mendekap aura ceria ku..
Adalah aku,,
Ketika aku yang rindu untuk semua yang membuat sayap
terbentang..
“Bebas dan terlindungi”
Sungguh adalah aku..
Saat aku inginkan waktu untuk berfikir kembali agar menahan
langkahnya
Untuk langkahku..
Sungguh adalah aku,,
Ketika dermaga yang saksikan ku menyatu dengan aliran
hasratku..
Untuk menutup waktu..
Sungguh memang ini aku,,
Mengais karang di tepian pasir yang kadang tak terlihat..
Untuk ku jadikan perhiasan dalam ruangku..
Dan memang inilah aku..
Yang tak akan pernah berpijak diatas rumput yang justru
tumbuh untuk menemaniku..
June 2, 2012
~Tria~
Minggu, 01 Juli 2012
Matahari masih jauh
Malam telah memulai peraduannya, ketika manusia harus
terlupa dari apa yang terfikir..
Dan itu menenangkan..
Dan jutaan mimpi-mimpi terbangun untuk lengkapi
kelupaan-kelupaan mereka
Yang kadang justru mereka harapkan..
Matahari masih jauh,,
Itu yang mereka katakan dalam lelap supaya tetap bisa
damai menikmati hilangnya memori..
Matahari memang berkali telah menyilaukan mereka,,
Memicu dahaga nya sebuah ketenangan.. Membuat
laparnya sebuah damai..
Tapi nyatanya Matahari yang menuntun untuk tetap
terang dan menghadiri sebuah nyata..
Layaknya hidup..
Sadar saja,,
Sang waktu adalah penonton yang menyoraki manusia
sebagai petarung
Dan memintanya untuk tetap bertarung..
Dan tentukan kapan semua harus berakhir..
~29 Juni 2012, Tria.~
Jumat, 01 Juni 2012
tak hanya tentang sang peri
Sepanjang musim ini aku hanya bercerita tentang peri-peri terindah
Tak pernah terulas tentang mereka, dewa yang kian mencaci dirinya sendiri
Entah untuk apa? karena ku fikirpun tak ada guna
"Tertidur pulas karena cinta..
Terbangun pun masih karena cinta"
Setidaknya itu yang ku masih ku ingat
Yang pernah mereka suarakan padaku..
Dan dalam nyata,
aku tak pernah bermaksud tuk mengarang apa yang ada jauh di atas sana..
Keindahan..
Tapi entah,
seperti pena yang memiliki kekuatan sendiri
Dia lukis apa yang ingin terlukiskan
Meski semua itu tak pernah ku mengerti apakah harus terlukis..
Dan kini masih aku simpan kertas dan pena lukis itu...
~BC~
May 31,2012.
Tak pernah terulas tentang mereka, dewa yang kian mencaci dirinya sendiri
Entah untuk apa? karena ku fikirpun tak ada guna
"Tertidur pulas karena cinta..
Terbangun pun masih karena cinta"
Setidaknya itu yang ku masih ku ingat
Yang pernah mereka suarakan padaku..
Dan dalam nyata,
aku tak pernah bermaksud tuk mengarang apa yang ada jauh di atas sana..
Keindahan..
Tapi entah,
seperti pena yang memiliki kekuatan sendiri
Dia lukis apa yang ingin terlukiskan
Meski semua itu tak pernah ku mengerti apakah harus terlukis..
Dan kini masih aku simpan kertas dan pena lukis itu...
~BC~
May 31,2012.
Kamis, 31 Mei 2012
Seperti pagi itu
Terbangun karena suaranya
Terduduk karena aroma semangatnya
Berjalan dan tak pernah berhenti..
Tak akan pernah berhenti..
Rasakan itu dalam sibakan suatu masa
Terdengar aku memanggil masa itu untuk kembali lagi temani hari
Bukan hanya di setiap mimpi
Jutaan potret terekam dan terputar lagi
Lewat angin yang dihembuskan pagi
Lewat teriakan yang tak ku mengerti akan artinya
Semua terulang dalam naluri..
Terduduk karena aroma semangatnya
Berjalan dan tak pernah berhenti..
Tak akan pernah berhenti..
Rasakan itu dalam sibakan suatu masa
Terdengar aku memanggil masa itu untuk kembali lagi temani hari
Bukan hanya di setiap mimpi
Jutaan potret terekam dan terputar lagi
Lewat angin yang dihembuskan pagi
Lewat teriakan yang tak ku mengerti akan artinya
Semua terulang dalam naluri..
Rabu, 30 Mei 2012
Jauh lebih Damai
Rintik..
Dan ku biarkan menjadi deras
Biar terus menjadi deras
Rerumputan masih terus mencoba menghibur
Masih terus mencoba tuk tetap menjadi hijau
Masih tetap lembab dengan embun yang mendekapnya di sela dingin
Masih tetap indah..
Ungu yang aku kenakan..
Tetap menjadi ungu skalipun tinta hitam tlah menodainya
Dia akan tetap menjadi ungu..
Dalam pekatnya sore hari
Dalam indahnya nuansa mentari yang bersedia mengundurkan diri dari kuasanya akan siang
Dan aku memandang dari jendela di ketinggian
Dan masih terdekap,
Dan dalam damai dalam suasana basah di tengah kota
Bahagia ku jauh lebih indah..
~BC~
May 30, 2012.
Dan ku biarkan menjadi deras
Biar terus menjadi deras
Rerumputan masih terus mencoba menghibur
Masih terus mencoba tuk tetap menjadi hijau
Masih tetap lembab dengan embun yang mendekapnya di sela dingin
Masih tetap indah..
Ungu yang aku kenakan..
Tetap menjadi ungu skalipun tinta hitam tlah menodainya
Dia akan tetap menjadi ungu..
Dalam pekatnya sore hari
Dalam indahnya nuansa mentari yang bersedia mengundurkan diri dari kuasanya akan siang
Dan aku memandang dari jendela di ketinggian
Dan masih terdekap,
Dan dalam damai dalam suasana basah di tengah kota
Bahagia ku jauh lebih indah..
~BC~
May 30, 2012.
Rabu, 23 Mei 2012
itu memang aku
Dan semua yang kau ceritakan
memang benar tentang aku..
Dan apa yang dibicarakan sang dermaga
memang benar tentang aku..
Dan apa yang disuarakan oleh hembusan sang angin
juga benar masih tentang diriku..
Memang benar adanya
cerita tentang ranting yang rapuh
memang benar adanya
cerita tentang secarik kertas yang tergulung ombak
yang mungkin bisa saja jadi hancur
tapi bukan itu yang aku takutkan..
Dan saat ini tertulis lagi
terungkap lagi ..
entah membalut atau justru mematahkan sang ranting..
memang benar tentang aku..
Dan apa yang dibicarakan sang dermaga
memang benar tentang aku..
Dan apa yang disuarakan oleh hembusan sang angin
juga benar masih tentang diriku..
Memang benar adanya
cerita tentang ranting yang rapuh
memang benar adanya
cerita tentang secarik kertas yang tergulung ombak
yang mungkin bisa saja jadi hancur
tapi bukan itu yang aku takutkan..
Dan saat ini tertulis lagi
terungkap lagi ..
entah membalut atau justru mematahkan sang ranting..
Jumat, 18 Mei 2012
kamuflase
"Seperti daun talas
tak pernah menjadi basah
tak pernah menjadi layu karena hujan
tapi entah dengan dingin yang dia rasa..
Seperti batu besar diatas bukit itu
besar seolah perkasa
tapi tak mengerti tentang rasa akan sakitnya terkikis hujan.."
May 18,2012
~BC~
tak pernah menjadi basah
tak pernah menjadi layu karena hujan
tapi entah dengan dingin yang dia rasa..
Seperti batu besar diatas bukit itu
besar seolah perkasa
tapi tak mengerti tentang rasa akan sakitnya terkikis hujan.."
May 18,2012
~BC~
Kamis, 17 Mei 2012
lalu mau apa?
"Malam ini bukan aku berlagak bak seorang penyair
Maaf juga, bukan aku menirukan suara pujangga..
ya.. inilah deretan yang memang seharusnya menjadi barisan yang tercipta.
ya sudah mau apa,
aku memang mencintai kata
aku memang mencipta
dan itu memang aku..
jika terusik tinggalkan saja
karena aku tlah lihat wajahmu beku menatapku..."
May 17, 2012.
~BC~
Maaf juga, bukan aku menirukan suara pujangga..
ya.. inilah deretan yang memang seharusnya menjadi barisan yang tercipta.
ya sudah mau apa,
aku memang mencintai kata
aku memang mencipta
dan itu memang aku..
jika terusik tinggalkan saja
karena aku tlah lihat wajahmu beku menatapku..."
May 17, 2012.
~BC~
Rabu, 16 Mei 2012
terbiasa gelap
"Saat-saat ku pejamkan mata adalah saat dimana aku harus terdampar pada pusara keindahanmu
Satu waktu, ku beranikan diri untuk kembali menatap matahari
Perih karena tlah terbiasa gelap.."
BC, May 16,2012.
Satu waktu, ku beranikan diri untuk kembali menatap matahari
Perih karena tlah terbiasa gelap.."
BC, May 16,2012.
Selasa, 15 Mei 2012
pasti akan tetap terbentang
Dan inilah sayapnya yang ku yakin akan tetap terbentang
Pernah patah memang
Dipatahkan oleh sejuta orang yang berkendara
Dan melindasnya..
Wah.. bukan hanya luka tapi perih
Seperti hampir saja mati
tapi keyakinan membawa hidup baru
sekalipun harus terlahir kembali
Tapi tak menyesal..
Ini jalannya.. tetap diangkasa
Dan jutaan orang akan melihat dia terbang dengan anggunnya
Tersipu cantik..
Putih..
Dan aku akan jadikan mimpi sebagai satu yang nyata
Meski mimpi itu sempat terlupa
karena sibuk mengurus rasa sakitnya
Ahh.. tapi masih akan ada jalan menuju gunung itu..
Pernah patah memang
Dipatahkan oleh sejuta orang yang berkendara
Dan melindasnya..
Wah.. bukan hanya luka tapi perih
Seperti hampir saja mati
tapi keyakinan membawa hidup baru
sekalipun harus terlahir kembali
Tapi tak menyesal..
Ini jalannya.. tetap diangkasa
Dan jutaan orang akan melihat dia terbang dengan anggunnya
Tersipu cantik..
Putih..
Dan aku akan jadikan mimpi sebagai satu yang nyata
Meski mimpi itu sempat terlupa
karena sibuk mengurus rasa sakitnya
Ahh.. tapi masih akan ada jalan menuju gunung itu..
Senin, 14 Mei 2012
bukan aku yang hapus
Tergambar sebuah jembatan dalam kertas yang ku lukis dengan crayon
Tapi memang disana pula ku gambar tebing yang begitu curam di tepinya
Entah tangan ku yang salah atau memang tebing itu memang harus ada disitu
Dan dalam malam ku tinggalkan gambar itu,
lalu pergi ke arah gelap untuk sebenarnya menjadi terang
dan dalam terang justru kulihat gambar itu tlah berubah,
jembatan itu bukan aku yang hapus,
hanya ada jurang ..
curam..
Tapi memang disana pula ku gambar tebing yang begitu curam di tepinya
Entah tangan ku yang salah atau memang tebing itu memang harus ada disitu
Dan dalam malam ku tinggalkan gambar itu,
lalu pergi ke arah gelap untuk sebenarnya menjadi terang
dan dalam terang justru kulihat gambar itu tlah berubah,
jembatan itu bukan aku yang hapus,
hanya ada jurang ..
curam..
Jumat, 11 Mei 2012
Sudah menggigil
Memang sudah kurasa dingin
Sudah menggigil,
Angin belum juga berhenti,
Badai belum juga mereda..
Apa yang kurasa adalah sakit dalam tulang rusukku..
Seperti rapuh..
Kosong, hilang, gelap dalam mataku
Sekalipun mawar menggodaku untuk nikmati merahnya..
Tapi aku belum mampu..
Sudah menggigil,
Angin belum juga berhenti,
Badai belum juga mereda..
Apa yang kurasa adalah sakit dalam tulang rusukku..
Seperti rapuh..
Kosong, hilang, gelap dalam mataku
Sekalipun mawar menggodaku untuk nikmati merahnya..
Tapi aku belum mampu..
Kamis, 10 Mei 2012
Kali ini aku mau tau
Satu musim aku biarkan berlalu dengan badai yang datang di setiap harinya
Tak mau peduli dengan apa yang telah terlempar oleh angin
Tak pun mau dengar dari arah mana angin itu berhembus
Pagi ini hal itu seolah terusik
dan aku ingin tau untuk semua itu
Temukan hari ini dan kemarin memang gelap
Tapi masih ada hari tergelap
Dan tlah mampu lalui itu
Bukan berarti hidup tak ada arti
Tapi memang sebatang pohon itu kurasa kuat menahan badai
Dan di pagi ini pula
Ku biarkan badai terus berhembus
Terus menghembus
Dan terus hancurkan segala yang ada di muka bumi ini
Tapi maaf, semua itu tak mampu hancurkan ku disini...
Tak mau peduli dengan apa yang telah terlempar oleh angin
Tak pun mau dengar dari arah mana angin itu berhembus
Pagi ini hal itu seolah terusik
dan aku ingin tau untuk semua itu
Temukan hari ini dan kemarin memang gelap
Tapi masih ada hari tergelap
Dan tlah mampu lalui itu
Bukan berarti hidup tak ada arti
Tapi memang sebatang pohon itu kurasa kuat menahan badai
Dan di pagi ini pula
Ku biarkan badai terus berhembus
Terus menghembus
Dan terus hancurkan segala yang ada di muka bumi ini
Tapi maaf, semua itu tak mampu hancurkan ku disini...
Rabu, 09 Mei 2012
Pagi
Aku mengambil tujuh cahaya tuk urai senyum di pagi ini
coba untuk harmonisasikan nada pada hentak, pada jejak, dan pada langkah yang membaur diatas tanah
Rasio ku pagi ini terus mencoba untuk menjadikanku amnesia..
Berharap hari ini memang benar hari lahir ku, bukan dulu..
Dan pandangan yang tercipta dari mata ku
hanyalah kuharapkan untuk melihat sang pelangi
meski tanpa hujan..
Dan tubuh yang terdiam, tersentak pada keadaan yang membuatku langsung segera berdiri
Pergi..
Aku berharap ke tujuh cahaya itu bersinar
Namun salah satunya redup, bahkan mati..
Membuatku tak terangkat sempurna
Lalu kupaksa jatuhkan badanku lagi ke bumi, sebelum terlalu tinggi..
Apapun itu, kurasa pagi ini tetap milikku...
coba untuk harmonisasikan nada pada hentak, pada jejak, dan pada langkah yang membaur diatas tanah
Rasio ku pagi ini terus mencoba untuk menjadikanku amnesia..
Berharap hari ini memang benar hari lahir ku, bukan dulu..
Dan pandangan yang tercipta dari mata ku
hanyalah kuharapkan untuk melihat sang pelangi
meski tanpa hujan..
Dan tubuh yang terdiam, tersentak pada keadaan yang membuatku langsung segera berdiri
Pergi..
Aku berharap ke tujuh cahaya itu bersinar
Namun salah satunya redup, bahkan mati..
Membuatku tak terangkat sempurna
Lalu kupaksa jatuhkan badanku lagi ke bumi, sebelum terlalu tinggi..
Apapun itu, kurasa pagi ini tetap milikku...
Selasa, 08 Mei 2012
Putih..
Hey, memori ini terpasung di depan lift
Cantik saat itu
Dalam lirik terlihat memuji
Dalam senyum terlihat tersipu
Putih,
Putih,
Dan putih..
Tak ingin terhenti, Mati
Namun entah mengapa jarum jam lebih suka berputar
Mengitari angka-angka yang justru membuat mawar lebih cepat layu..
Cantik saat itu
Dalam lirik terlihat memuji
Dalam senyum terlihat tersipu
Putih,
Putih,
Dan putih..
Tak ingin terhenti, Mati
Namun entah mengapa jarum jam lebih suka berputar
Mengitari angka-angka yang justru membuat mawar lebih cepat layu..
Dari atas ketinggian
Dalam lampu sorot itu yang justru membuatku tersenyum
Dalam gemerlap diatas ketinggian ini aku merasa semua begitu berarti
Dan aku tak ingin pulang
Dan aku tak ingin kembali pada masa itu
Meski aku tak mampu biaskan rasa..
Jangan masukan aku dalam kotak keramik
Yang justru buatku sulit untuk bernyawa
Dan jangan masukan aku dalam terali
Tak ingin lagi terpasung..
Dalam gemerlap diatas ketinggian ini aku merasa semua begitu berarti
Dan aku tak ingin pulang
Dan aku tak ingin kembali pada masa itu
Meski aku tak mampu biaskan rasa..
Jangan masukan aku dalam kotak keramik
Yang justru buatku sulit untuk bernyawa
Dan jangan masukan aku dalam terali
Tak ingin lagi terpasung..
Nikmati mereka
Entah seberapa sakitnya air hujan
Yang biarkan dirinya jatuh jauh dari awan yang selama ini melindunginya
Entah seberapa lukanya tetesan itu
Yang jatuh terjerembab dan membias dalam tanah
Entah seberapa perihnya sang surya
Yang rela terbakar demi secercah cahaya
Dan entah seberapa lelahnya purnama
Yang harus terus bersinar tatkala semua justru terlelap dalam gelap
Yang biarkan dirinya jatuh jauh dari awan yang selama ini melindunginya
Entah seberapa lukanya tetesan itu
Yang jatuh terjerembab dan membias dalam tanah
Entah seberapa perihnya sang surya
Yang rela terbakar demi secercah cahaya
Dan entah seberapa lelahnya purnama
Yang harus terus bersinar tatkala semua justru terlelap dalam gelap
Minggu, 06 Mei 2012
Inginkan dia..
Pagi yang membelakangiku..
Tak ingin hadir dan tampak tersenyum..
seolah menutup wajah dan tak lagi ingin menoleh..
Tapi Dia berkehendak lain.. senyumnya masih terbentuk dalam ukiran masa lalu..
Tapi sayangnya dia bkn hnya skedar dari masa lalu..dia akan slalu ada..
Skalipun bumi ini mati.. skalipun aku sendiri hrus mati.. tapi cinta ini tak akan mati..
Jangan izinkan aku lelah tuk tetap merindukannya..
Jangan izinkan fikir ini menghapus bayangannya..
Dia harus selalu ada..
Rindu ketika tangan halus itu menyuapi ku disaat aku merintih..
Rindu ketika jemari lembut itu memijat disaat aku mengeluh..
Dimana dia saat ini??sosok yang seharusnya masih ku butuhkan..
Sosok yang seharusnya masih temaniku seandainya aku mampu bahagiakannya..
Kecewa dengan diri ini sendiri..
Terlalu bodoh..atau memang sudah harus begini..
Tak lagi perduli dengan rasio dan logika..
Aku hanya ingin perasaan ini terbayar..
Aku hanya ingin rindu ini tak lagi terpenjara dalam terali kumuh..
Seolah aku tak mampu lagi menjadi manusia..
Tapi ternyata dia slalu harapkan ku tuk mampu seperti dirinya..
Tak ingin hadir dan tampak tersenyum..
seolah menutup wajah dan tak lagi ingin menoleh..
Tapi Dia berkehendak lain.. senyumnya masih terbentuk dalam ukiran masa lalu..
Tapi sayangnya dia bkn hnya skedar dari masa lalu..dia akan slalu ada..
Skalipun bumi ini mati.. skalipun aku sendiri hrus mati.. tapi cinta ini tak akan mati..
Jangan izinkan aku lelah tuk tetap merindukannya..
Jangan izinkan fikir ini menghapus bayangannya..
Dia harus selalu ada..
Rindu ketika tangan halus itu menyuapi ku disaat aku merintih..
Rindu ketika jemari lembut itu memijat disaat aku mengeluh..
Dimana dia saat ini??sosok yang seharusnya masih ku butuhkan..
Sosok yang seharusnya masih temaniku seandainya aku mampu bahagiakannya..
Kecewa dengan diri ini sendiri..
Terlalu bodoh..atau memang sudah harus begini..
Tak lagi perduli dengan rasio dan logika..
Aku hanya ingin perasaan ini terbayar..
Aku hanya ingin rindu ini tak lagi terpenjara dalam terali kumuh..
Seolah aku tak mampu lagi menjadi manusia..
Tapi ternyata dia slalu harapkan ku tuk mampu seperti dirinya..
Jauh ke atas
satu tempat telah kau pijak,
perlahan jauh ke atas,
rasa ini tetap mencari,
mengais puing2 kasih yang dulu pernah jadi istana.
Aq anakmu,
seperti bunga putih diatas pusara mu,mungkin aq tak selayak itu.
Ingin kau mendekap dalam mimpi,merajai setiap alasan dari peluh keringat qu..
Tetap disini,bunda..
perlahan jauh ke atas,
rasa ini tetap mencari,
mengais puing2 kasih yang dulu pernah jadi istana.
Aq anakmu,
seperti bunga putih diatas pusara mu,mungkin aq tak selayak itu.
Ingin kau mendekap dalam mimpi,merajai setiap alasan dari peluh keringat qu..
Tetap disini,bunda..
Ini yang ku mau
izinkan aq mencinta malam,
seperti sedia kala aq bermesraan dengan pagi.
Disaat ku mampu,maka izinkanlah..
seperti sedia kala aq bermesraan dengan pagi.
Disaat ku mampu,maka izinkanlah..
Tak pernah datar
Butuh terpejam tuk kembali lg melihat
butuh terdiam tuk kembali lg bergerak
btuh terjatuh tuk kmbali lg berdiri
sekalipun mungkin tak akan pernah terjatuh jika saja tak berlari
..dunia tak pernah datar..
Bergerak & tetap bergerak indah
izinkan khayal hanyutkan mimpi
biarkan mimpi tenggelam dalam nyata
dan biar hanya nyata yang akan hadir dalam masa..
butuh terdiam tuk kembali lg bergerak
btuh terjatuh tuk kmbali lg berdiri
sekalipun mungkin tak akan pernah terjatuh jika saja tak berlari
..dunia tak pernah datar..
Bergerak & tetap bergerak indah
izinkan khayal hanyutkan mimpi
biarkan mimpi tenggelam dalam nyata
dan biar hanya nyata yang akan hadir dalam masa..
Begitu benar, begitu salah
bukan aq memang permata yang berbinar itu
entah apa yang mereka lihat dari sisi keelokanku
aq perak saat ini.
Dan belum terukir..aq butuh pahatan indah dalam naluriku
bebas dari rasio yang kadang mengkotak-kotakan sayapqu
aq tak hanya ingin merangkak,aku ingin berlari,hingga tangan ku menggapai ketinggian
aq benci sebuah dendam,ku jauhkan itu dari apa yang mampu kulihat dalam amarah
aq memang mencinta diam,tp bukan berarti akalku terpasung
entah apa yang mereka lihat dari sisi keelokanku
aq perak saat ini.
Dan belum terukir..aq butuh pahatan indah dalam naluriku
bebas dari rasio yang kadang mengkotak-kotakan sayapqu
aq tak hanya ingin merangkak,aku ingin berlari,hingga tangan ku menggapai ketinggian
aq benci sebuah dendam,ku jauhkan itu dari apa yang mampu kulihat dalam amarah
aq memang mencinta diam,tp bukan berarti akalku terpasung
Tak punya muka
tak ada muka di hadapnya
tersesat dalam hutan yang menghujan
redup bagai matahari yang kini tak lagi mampu menjadi lentera
dulu tak sepadam ini
tentu ketika sang cahaya masih bersedia bagikan sinarnya atau entah aq sendiri yang menutup mataqu dari sinar yang memang tanpa sengaja telah dia pancarkan untuk hdup ini
pencerahan,
mungkinkah temukan itu dalam gelap,dalam jauhnya tempat ini dari haribaanmu?
tersesat dalam hutan yang menghujan
redup bagai matahari yang kini tak lagi mampu menjadi lentera
dulu tak sepadam ini
tentu ketika sang cahaya masih bersedia bagikan sinarnya atau entah aq sendiri yang menutup mataqu dari sinar yang memang tanpa sengaja telah dia pancarkan untuk hdup ini
pencerahan,
mungkinkah temukan itu dalam gelap,dalam jauhnya tempat ini dari haribaanmu?
Ku jaga dalam terang
lagi-lagi aq mencinta alam
mengundang malam dlm senandung irama yg tak kunjung aq mgerti
aq hanya ingin terdiam bersamamu,meski jauh d tempatmu
saat ini ku coba tarik awan hingga tutupi matamu dri kacau qu..
Ku layangkan alunan gitar emas ku,smbil aluni senandung mu dlm terang..
Aq hanya ingin bhagia mu.
mengundang malam dlm senandung irama yg tak kunjung aq mgerti
aq hanya ingin terdiam bersamamu,meski jauh d tempatmu
saat ini ku coba tarik awan hingga tutupi matamu dri kacau qu..
Ku layangkan alunan gitar emas ku,smbil aluni senandung mu dlm terang..
Aq hanya ingin bhagia mu.
Langganan:
Postingan (Atom)