Termainkan dalam bisik
Ketika aku belum mampu bermain dalam peran
Entah bagaimana untuk bermain
Ketika permainan ini harus kutelan utuh-utuh
Maka kusimpan untuk tak terbantahkan
Dengan skenario yang bergulir tiada henti tanpa koreksi
Aku akan tetap bermain
Ada milyaran ton di pundakmu
Semua harus tetap bermain
Tak ada yang tak mungkin
Lalu kau?
Ambil peran apa?
July 17, 2014
~Tria Oktarianty~
Kamis, 17 Juli 2014
Selalu siap beriringan
Maaf jika aku mengerti akan nada yang tidak patut dimengerti
Nada sumbang yang sesungguhnya tidak perlu disuarakan
Karena terlalu sumbang
Dan hanya lelah ketika siapapun mendengarnya
Bising
Teramat bising
Sudah cukup, usaikan semuanya
nyanyian, tarian dan apapun yang ku bilang sumbang
Yang kusebut bising
Cukup tutup telingamu
Kucukupkan pula untuk tutup telingaku
Maka kita akan berjalan bersamaan
Karena telah dikodratkan Tuhan
Hujan tak bisa bergulir sendiri
Petir siap beriringan ..
July 17, 2014
~Tria Oktarianty~
Nada sumbang yang sesungguhnya tidak perlu disuarakan
Karena terlalu sumbang
Dan hanya lelah ketika siapapun mendengarnya
Bising
Teramat bising
Sudah cukup, usaikan semuanya
nyanyian, tarian dan apapun yang ku bilang sumbang
Yang kusebut bising
Cukup tutup telingamu
Kucukupkan pula untuk tutup telingaku
Maka kita akan berjalan bersamaan
Karena telah dikodratkan Tuhan
Hujan tak bisa bergulir sendiri
Petir siap beriringan ..
July 17, 2014
~Tria Oktarianty~
Senin, 14 Juli 2014
Melankolis tak romantis
Romansa
Puisi
Mengalir ditengah denting gelas beling
Mengiring
Mendayu
Menjadi bagian dari usapan angin
Melankolis
Antara peka atau sakit
Merasa atau sudah tergores
Terlambat
Kadang semua datang terlambat
Mengayuh kanan lalu kekiri
Kunikmati
Biarkan asal aku tidak tumbang
Asal daun tak mempersalahkan angin
Atau sebenarnya ternyata daun sudah harus gugur
Berlebih
Justru kadang terlalu kurang
Aku mengerti
Ketika memang kodrat yang bicara
Tak pernah ada sempurna
Tak juga selalu sesuai
Kadang justru malah harus menyesuaikan
Kadang tidak jelas
Dimana titik impasnya
Absurd..
Tapi ya mau kata apa?
July 14, 2014
~Tria Oktarianty~
Puisi
Mengalir ditengah denting gelas beling
Mengiring
Mendayu
Menjadi bagian dari usapan angin
Melankolis
Antara peka atau sakit
Merasa atau sudah tergores
Terlambat
Kadang semua datang terlambat
Mengayuh kanan lalu kekiri
Kunikmati
Biarkan asal aku tidak tumbang
Asal daun tak mempersalahkan angin
Atau sebenarnya ternyata daun sudah harus gugur
Berlebih
Justru kadang terlalu kurang
Aku mengerti
Ketika memang kodrat yang bicara
Tak pernah ada sempurna
Tak juga selalu sesuai
Kadang justru malah harus menyesuaikan
Kadang tidak jelas
Dimana titik impasnya
Absurd..
Tapi ya mau kata apa?
July 14, 2014
~Tria Oktarianty~
Terilustrasi seperti langkah kaki
Hujan kemarin sore membawa arti tentang yang orang sebut cinta
Mungkin rintik itu pernah menemui
Ataupun mungkin merasakan
Tapi mereka tak pedulu karena "ia" pun tak pernah bilang ketika ingin datang
Aku?
Aku fikir pun begitu..
Ketika kudengar terilustrasi seperti langkah kaki
Jika memang begitu
Seumur hidup tak pernah ingin mendengar langkah kaki yang sembrono
Melangkah tanpa arah
Melangkah tanpa detak keanggunan
Yang dipahami
Tentang saling menopang
Tentang saling bergantian
Dalam satu arah
Tidak tumpang tindih
Tidak juga berinjakan
Hanya seiring
Hanya seiring
July 14, 2014
~Tria Oktarianty~
Mungkin rintik itu pernah menemui
Ataupun mungkin merasakan
Tapi mereka tak pedulu karena "ia" pun tak pernah bilang ketika ingin datang
Aku?
Aku fikir pun begitu..
Ketika kudengar terilustrasi seperti langkah kaki
Jika memang begitu
Seumur hidup tak pernah ingin mendengar langkah kaki yang sembrono
Melangkah tanpa arah
Melangkah tanpa detak keanggunan
Yang dipahami
Tentang saling menopang
Tentang saling bergantian
Dalam satu arah
Tidak tumpang tindih
Tidak juga berinjakan
Hanya seiring
Hanya seiring
July 14, 2014
~Tria Oktarianty~
Minggu, 13 Juli 2014
Tak perlu jalan lagi
Kepada apa-apa yang harus dijaga
atau justru masih bisa dijaga
Kepada apa-apa yang masih sanggup untuk bertahan
atau justru dipertahankan
Kepada apa-apa yang masih bisa menerima
atau memang harus diterima
Kepada apa-apa yang masih memaafkan
atau memang harus termaafkan
Kepada apa-apa yang masih mampu merubah
tanpa harus terubah
Kepada apa-apa yang ternyata dapat mencipta
Berdiri..
Lalu berlari..
Tak perlu jalan lagi..
Sepeninggal hujan,
July 12, 2014
~Tria Oktarianty~
atau justru masih bisa dijaga
Kepada apa-apa yang masih sanggup untuk bertahan
atau justru dipertahankan
Kepada apa-apa yang masih bisa menerima
atau memang harus diterima
Kepada apa-apa yang masih memaafkan
atau memang harus termaafkan
Kepada apa-apa yang masih mampu merubah
tanpa harus terubah
Kepada apa-apa yang ternyata dapat mencipta
Berdiri..
Lalu berlari..
Tak perlu jalan lagi..
Sepeninggal hujan,
July 12, 2014
~Tria Oktarianty~
Saatnya ..
Kutahu bintang tidak pernah bohong
Ketika dia ingin benderang, dia pasti menjadi terang
Laut pun tak pernah dusta
Ketika laut harus menghantarkan ombak yang angkuh untuk direngkuh
Tapi laut akan lakukan apapun yang ingin dia lakukan
Di alam ini
Semestinya dusta itu musnah
Bahkan harusnya tak usah tercipta
Lalu apa ketika itu memang benar-benar terjadi
Ternyata alam harus menerima
Termasuk semesta dan seisinya
Tanpa bermaksud membenarkan
Itu tetap saja salah
Tapi terkadang semesta diminta untuk melihat lebih dekat
Ada apa dibalik segalanya
Bergulir dengan waktu
Bergumul dengan perih
Berlumuran emosi
Lalu apa,
Ternyata masih diminta untuk tetap mengayuh kaki
Berdiri ..
Menghempas segala benci yang melekat dalam diri
Tetap berjalan mengikuti langkah yang telah ada
Dengan sebuah keyakinan yang terkumpul atas puing-puing yang sempat terserak
Sebuah keputusan untuk meyakini
Memang selalu meminta sebuah pembuktian
Dan ini saatnya ..
July 12, 2014
~Tria Oktarianty~
Ketika dia ingin benderang, dia pasti menjadi terang
Laut pun tak pernah dusta
Ketika laut harus menghantarkan ombak yang angkuh untuk direngkuh
Tapi laut akan lakukan apapun yang ingin dia lakukan
Di alam ini
Semestinya dusta itu musnah
Bahkan harusnya tak usah tercipta
Lalu apa ketika itu memang benar-benar terjadi
Ternyata alam harus menerima
Termasuk semesta dan seisinya
Tanpa bermaksud membenarkan
Itu tetap saja salah
Tapi terkadang semesta diminta untuk melihat lebih dekat
Ada apa dibalik segalanya
Bergulir dengan waktu
Bergumul dengan perih
Berlumuran emosi
Lalu apa,
Ternyata masih diminta untuk tetap mengayuh kaki
Berdiri ..
Menghempas segala benci yang melekat dalam diri
Tetap berjalan mengikuti langkah yang telah ada
Dengan sebuah keyakinan yang terkumpul atas puing-puing yang sempat terserak
Sebuah keputusan untuk meyakini
Memang selalu meminta sebuah pembuktian
Dan ini saatnya ..
July 12, 2014
~Tria Oktarianty~
Langganan:
Postingan (Atom)