Senin, 15 Oktober 2012

Cermin dan tercermin..

Tentang cahaya yang kuamini untuk tetap terpantul membias ke arah jendela
Tentang harapan yang selalu menyertainya..
Tentang kata yang selalu terungkapkan jujur tentang apa yang terekam oleh indah matanya..

Aku merasa jika aku tak hanya harus terduduk di depan cermin ini
Menghias diriku, menunggu harapan yang katanya akan muncul bersama goresan wajah dalam cermin..
Menanti jawaban fiktif jika aku memang benar permata yang berbinar itu..

Mana cerminku, yang seharusnya mampu berkata jujur..
Berkata tentang apa yang memang patut diakui..
Tentang apa yang seharusnya..

Hei, seluruh jiwa yang bernafas memang mengambil peran dalam kehidupan
Meski tak harus berpura-pura..
Demi matiku yang entah kapan akan menyertaiku..
Aku hanya ingin hidupku menjadi cermin tentang batuan yang telah kupahat menjadi berlian..
Jika pun tak mampu, aku hanya ingin tetap tercermin sebagaimana wajahku..
Bukan wajah setiap orang..

Tria Oktarianty