Kamis, 28 Maret 2013

Kesakitan Akal

Terhenyak sorak
Terhempas sepi..
Jika hidup adalah persembahan
Yang tulus namun tak pernah sempurna

Sejujurnya tersadar
Jika yang terpijak bukan sekedar ilusi atas ketidakmampuan
Atas kesakitan akal
Atas ketidakadilan logika..

Kita masih harus terus belajar
Merangkak..
Biarkan hingga pada ketinggian
Yang tak juga menyilaukan..

Pertentangan dengan akal
Persetubuhan dengan rasa
Terbiarkan hilang..

Sudahlah,
Telah terbayar jika aku memang bukan permata yang berbinar itu..
Lagi-lagi bukan..
Tak pernah ada persembahan kursi emas dalam nadiku..

Hanya terang dalam persimpangan..

Maret 28, 2013
~Tria Oktarianty~



Senin, 25 Maret 2013

Yang patah

Hening menyadarkan..
Aku pernah melukis bintang dengan salah..
Matanya bertanya ke arah ku tentang kedua sayapnya yang patah..
Yang seharusnya tak pernah patah..

Terlukis..
Menggugus dan bersinar..
Lalu redup kesakitan.. seolah hidup..

Andai aku tak pernah menyalakan lampu di malam itu..
Mungkin tak akan pernah jadi terlihat..

Sedang aku,,
Harusnya tak seindah ini..
Memang terlihat seperti sebuah warna-warni yang bersinar..
Tapi itu bukan sinarku..
Itu hanya pancaran bintang kutub di utara..
Yang kunantikan..
Yang kuindahkan dan terpuja..




March 25, 2013
~Tria Oktarianty~

Kamis, 21 Maret 2013

Hingga darah telah habis,,itu yang kucipta..

Denting basah ketika hujan akan terulang
Dengan kesadaranku kali ini
Entah akan terseret dalam hingga sakit..
Hingga darah peluh menetes di antara dahiku..
Biarkan..

Seketika hujan adalah yang kucinta
Yang ku dambakan untuk hadir terus dan terus dalam hidup
Setelah sekian lama aku tinggalkan
Untuk diriku..

Yang tak pernah menjadi tergantikan
Yang meresonansikan bayangan dalam mega yang hadir ditengahnya

Aku..Penyair..
Tak tau arah kaki ku akan kemana
Tak tau kapan darah ku akan habis
Tak tau kapan aku akan terengah untuk terucap..